Pengalaman kuliah jurusan Arsitektur, semester 2 Makul yang di ulang

Melanjutkan dari cerita sebelumnya, yaitu masuk ke semester dua, setelah libur semester. Saat itu aku masih mencoba bertahan dengan segala keterbatasan, serta mencari jalan keluar untuk menutupi segala kekurangan.

Dalam pikiran sempat terlintas, "mungkin dengan mendapatkan banyak teman dapat membantu", di saat itu aku mencoba mendekati teman-teman, untungnya cukup mudah untuk akrab dengan teman sekelas.

Setelah berbagi cerita tentang menjalani kuliah di Jurusan Arsitektur, ternyata ada juga beberapa teman yang sama denganku, yaitu kurang percaya diri.

Namun ada juga seorang teman yang memang dia berbakat, dan sempat berkata "semua ilmu itu dapat di pelajari, aslkan dengan niat dan usaha yang sungguh-sungguh"

Dalam hati, "yakan lu berbakat bro, beda dengan ku yang istilahnya agak sedikit memaksakan".

Namun setelah dipikir dan di renungi, ada benarnya juga kata teman ku itu. Setelah itu aku Mencoba untuk banyak belajar tentang arsitektur, dengan cara membaca buku, melihat majalah arsitektur, serta nonton video seminar yang ada di youtube.

Alhasil, ada sedikit perubahan ternyata memang benar, meskipun kamu tidak berbakat, namun kamu masih bisa belajar. Walaupun perbedaannya masih terlihat dengan sangat jelas.

Singkat cerita, masuk ke ujian akhir semester dua, dengan tugas yang menumpuk, dan ujian yang lebih sulit lagi.

Namun dengan usaha yang telah aku lakukan, yaitu belajar. Hasilnya ternyata cukup terlihat, yaitu di semester dua ini ipk ku naik, menjadi 3.

Cerita berlanjut ke semester tiga, di semester ini awal-awal masih lancar, namun di pertengahan ada sedikit kendala, yaitu semacam penyakit mahasiswa, mulai kecanduan dengan Internet dan game, yang sangat - sangat membuang waktu.

Membuang waktu dengan hal yang tidak bermanfaat adalah hal yang berbahaya, apalagi sewaktu berada di perkuliahan.

Alhasil di semester tiga ini ceritanya hampir mirip disemester satu, yaitu mendapatkan nilai yang pas-pasan bahkan kurang.

Di saat liburan semester tiga, mencoba memperbaiki diri untuk semester empat. Nah saat di semester empat inilah mulai terasa berat sekali.

Penyebabnya adalah ada salah satu mata kuliah yang bernama Studio Perancangan Arsitektur 4. Tugasnya saat itu adalah merancang sebuah bangunan publik yaitu Terminal Bus.

Dengan Site yang luas, serta banyaknya elemen yang harus di pikirkan, yang lebih parahnya lagi adalah, tugas ini harus di kerjakan dengan manual, yaitu di gambar menggunakan pensil di kertas A2 dan dengan tagihan gambar yang cukup banyak.

Aku yakin kalian penasaran dengan hasilnya, atau sudah bisa memprediksi hasilnya......???

Yap benar sekali, mata kuliah Studio Perancangan Arsitektur 4 aku tidak lulus. Dan dalam perkuliahan Arsitektur apabila mata kuliah perancangan tidak lulus maka tidak bisa mengambil mata kuliah perancangan selanjutnya, yaitu perancangan Arsitektur 5.

Mau tidak mau ya harus di ulang, di semester 5 harus mengambil perancangan Arsitektur 4. Di saat teman-teman yang lain sudah perancangan arsitektur 5.

Yah mau gimana lagi, orang tua juga tidak terlalu menuntut, orang tua cuma bilang, "gapapa lanjutkan, dan terima kenyataan".

Lanjut ke semester 5, perkuliahan berjalan lancar di awal-awal, dan mata kuliah SPA 4 masih menemani, dan masih ada juga teman yang sama, yaitu sama-sama tidak lulus SPA 4.

Baca Juga