Informasi Perencanaan Utilitas Pada Bangunan Gedung

Bagi kamu yang sedang belajar Arsitektur tentu harus selalu berlatih menggambar hingga mendapatkan hasil yang maksimal, namun perlu diketahui bahwa yang namanya menuntut ilmu tentu harus dibarengi dengan membaca.

Berikut ini ada artikel menarik yang bermanfaat untuk kamu baca, tentunya masih berhubungan dengan bidang ilmu arsitektur, yaitu artikel dengan judul "Informasi Perencanaan Utilitas Pada Bangunan Gedung".

Perencanaan Utilitas Gedung

Dalam pembangunan gedung tinggi tentunya dibutuhkan teknologi yang tinggi juga untuk mendukung menciptakan kenyamanan bagi pengguna, salah satunya adalah masalah utilitas bangunan. Utilitas Bangunan adalah suatu kelengkapan fasilitas yang digunakan untuk menunjang tercapainya unsur-unsur kenyamanan, kesehatan, keselamatan, kemudahan komunikasi, dan mobilitas dalam pembangunan

Perancangan bangunan harus selalu memperhatikan dan menyertakan fasilitas utilitas yang dikoordinasikan dengan perancangan lain (struktur, arsitektur, interior dan lain-lain). 
Berikut perencanaan utilitas bangunan yang harus dipenuhi pada sebuah pembangunan konstruksi:  

1. Perancangan Plambing dan Sanitasi

Sedangkan sistem plambing adalah sistem penyediaan air bersih dan sistem pembuangan air kotor yang saling berkaitan serta merupakan paduan yang memenuhi syarat, yang berupa peraturan dan perundangan, pedoman pelaksanaan, standar tentang peralatan dan instalasinya .

Sistem plambing yang baik bergantung pada sistem plambing pemipaan yang baik pula. Selain pemipaan, terdapat hubungan yang erat juga antara masalah penyediaan air dan sanitasi, dimana sanitasi berhubungan langsung dengan beberapa aspek berikut:
  1. Kesehatan.
  2. Penggunaan air.
  3. Pengolahan dan pembuangan limbah.

2. Perancangan Pencegahan Kebakaran

Untuk menghindari terjadinya kebakaran pada suatu bangunan, diperlukan suata cara atau sistem pencegahan kebakaran karena bahaya kebakaran dapat menimbulkan kerugian berupa korban manusia, harta benda, terganggunya proses produksi barang dan jasa, kerusakan lingkungan dan terganggunya masyarakat. Bahaya kebakaran dapat diklasifikasikan menjadi beberapa kelompok, yaitu:

1. Bahaya kebakaran ringan

Merupakan bahaya terbakar pada tempat dimana terdapat bahan-bahan yang mempunyai nilai kemudahan terbakar rendah dan apabila terjadi kebakaran melepaskan panas rendah dan menjalarnya api lambat.

2. Bahaya kebakaran sedang.

3. Bahaya kebakaran berat.

Merupakan bahaya terbakar pada tempat dimana terdapat bahan-bahan yang mempunyai nilai kemudahan terbakar tinggi dan apabila terjadi kebakaran melepaskan panas sangat tinggi dan menjalarnya api sangat cepat.

Perancangan sistem ini erat kaitannya dengan sistem plumbing karena agar meminimalisir bahaya bencana kebakaran maka dikembangkan sistem-sistem yang melingkupi pengaliran air, sebagai media pemadaman guna mencegah bahaya kebakaran skala besar, sistem pencegahan tersebut diantaranya adalah:
  1. Sistem hidran
  2. Sistem sprinkle

3. Perancangan Pengudaraan/penghawaan

Untuk mencapai kenyamanan, kesehatan, dan kesegaran hidup dalam rumah tinggal atau bangunan bertingkat, khususnya kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada daerah yang beriklim tropis dengan udaranya yang panas dan kelembaban udaranya yang tinggi, maka diperlukan usaha untuk mendapatkan udara segar dari aliran udara alam maupun aliran udara buatan . 

Perencangan pengudaraan atau penghawaan adalah perencanaan untuk mendapatkan aliran udara yang tepat untuk ruangan serta pengontrolannya.

4. Perancangan Penerangan/pencahayaan

Pada perencanaan penerangan dan pencahayaan gedung dimaksudkan agar bangunan tersebut mendapat pencahayaan dan penerangan yang baik pada siang hari maupun pada malam hari . Dewasa ini pemanfaatan pencahayaan digunakan sumber alami dan telah diatur berdasarkan SNI 03 – 2396 – 2001 tentang “Tata cara perancangan sistem pencahayaan alami pada bangunan gedung”.

Selain itu dalam perencanaan penerangan atau pencahayaan juga mempertimbangkan tentang standar pencahayaan buatan yang diatur pada SNI 03- 6575-2001 tentang “Tata cara perancangan sistem pencahayaan buatan pada bangunan gedung”.

5. Perancangan Telepon

Perancangan telepon pada gedung harus mempertimbangkan kepada perencanaan sistem komunikasi antara ruangan (intercom) dan perencanaan sistem komunikasi luar.

Perancangan ini juga harus memperhatikan sistem pengaturan pemasangan kabel dalam bangunan sedemikian rupa, sehingga tidak menggangu estetika pada bangunan serta untuk memudahkan dalam perawatan. Perencanaan arus lemah telepon, sistem telepon harus menggunakan sistem hubungan seperti saluran untuk daya pembangkit komputer, yaitu aliran di dalam lantai (floor duct).


6. Perancangan CCTV dan Sekuriti Sistem

CCTV (Closed Circuit Television) adalah suatu alat yang berfungsi untuk memonitor suatu ruangan melalui layar televisi atau monitor, yang menampilkan gambar dari rekaman kamera yang dipasang di setiap sudut ruangan (biasanya tersembunyi) yang diinginkan oleh bagian keamanan. 

Sistem kamera dan televisi ini terbatas pada gedung tersebut (closed). Semua kegiatan di dalamnya dapat dimonitor di suatu ruangan sekuriti.

7. Perancangan Penangkal Petir

Pengamanan bangunan bertingkat dari bahaya sambaran petir perlu dilakukan dengan memasang suatu alat penangkal petir pada puncak bangunan tersebut. 

Penangkal petir ini harus dipasang pada bangunan-bangunan yang tinggi, minimal bangunan 2 lantai, terutama yang paling tinggi di antara sekitarnya.

8. Perancangan Tata Suara

Sistem tata suara perlu direncanakan untuk memberikan fasilitas kelengkapan pada bangunan. Tata suara ini dapat berupa background music dan announcing system (public address) yang berfungsi sebagai penghias keheningan ruangan atau kalau ada pengumuman-pengumuman tertentu. 

Selain itu juga ada sistem untuk car call, bagi bangunan-bangunan umum. Peralatan dari sistem tata suara tersebut dapat berupa, microphone, cassette deck, mix amplifier, speaker, speaker selector switch, volume control, dan horn speaker (untuk car call).

9. Perancangan Transportasi dalam bangunan

Sebuah bangunan yang besar atau tinggi memerlukan suatu alat angkut transportasi untuk memberikan suatu kenyamanan dalam berlalu-lalang di bangunan tersebut. 

Alat transportasi tersebut mempunyai sifat berdasarkan arah geraknya sebagai alat angkut dalam bentuk arah vertikal berupa elevator, arah horizontal berupa konveyor, arah diagonal berupa eskalator.

10. Perancangan Landasan Helikopter

Bangunan yang tinggi, lebih dari 40 meter, dianjurkan untuk membuat suatu landasan helikopter. Landasan ini berfungsi sebagai tempat helikopter mendarat supaya dapat dengan mudah dan cepat memberikan pertolongan apabila terjadi kecelakaan, seperti kebakaran atau terjebak di ruang atas.

11. Perancangan Alat Pembersih bangunan

Perancangan alat pembersih bangunan yang diterapkan pada bangunan tinggi biasanya menggunakan gondola. Sistem gondola digunakan untuk membersihkan debu pada dinding dan kaca bangunan, sehingga warnanya tetap terjaga dan terawat.

Itulah pembahasan tentang Informasi Perencanaan Utilitas Pada Bangunan Gedung, semoga bermanfaat untuk kamu yang sedang belajar Arsitektur.

Baca Juga