Diskusi tentang Menjaga Daya Saing Arsitek Anak Bangsa

Sebagai seorang Arsitek tentu penting untuk selalu mengikuti perkembangan terbaru seputar Arsitektur, oleh sebab itu kami akan berupaya menyajikan informasi terbaru seputar Arsitektur dari sumber yang terpercaya.

Berikut ini ada kabar terbaru seputar Arsitektur dari Lifestyle Bisnis yang bertepatan dengan Hari Arsitektur Indonesia yaitu, "Menjaga Daya Saing Arsitek Anak Bangsa"

Hari Arsitektur Nasional

18 Maret setiap tahunnya diperingati sebagai Hari Arsitektur Nasional. Peringatan hari ini ditujukan untuk mengenang jasa para arsitek yang telah berperan dan turut serta dalam pembangunan Indonesia.

Arsitektur memiliki peranan penting dalam berbagai bidang. Dari sisi pembangunan, arsitektur berperan besar dalam perencanaan dasar sebuah bangunan hingga wilayah tertentu. Tak hanya itu, dalam hal budaya, arsitektur juga menunjukkan karakter bangsa Indonesia yang memiliki keanekaragaman.

Kendati begitu, industri dan ekosistem arsitektur di Indonesia masih menghadapi sejumlah tantangan. Berbagai pihak, mulai dari pelaku industri, swasta, asosiasi, dan pemerintah harus bersinergi mendorong perkembangan arsitektur Indonesia yang lebih mapan.

Pernyataan Ketua Umum IAI

Ketua Umum Ikatan Arsitek Indonesia Ahmad Djuhara mengatakan bahwa persaingan pasar pengguna jasa arsitek di Indonesia kian kompetitif di era seperti sekarang ini, tak hanya melibatkan para pelaku lokal tetapi juga dari luar negeri atau arsitek asing.

Djuhara mengungkapkan dalam hal ini, arsitek Indonesia memiliki kelebihan terkait pemahaman budaya lokal. Hal tersebut, lanjutnya, merupakan faktor penting dalam dunia arsitektur secara umum. “[Pemahaman budaya setempat] itu tidak tergantikan dalam arsitektur,” katanya kepada Bisnis.

Adapun, dia menyebut kekurangan arsitek lokal dibandingkan dengan arsitek luar negeri terletak pada cara kerja yang berbeda. Menurutnya, arsitek luar negeri menerapkan pola kerja yang rigid sementara arsitek lokal lebih santai dan kasual.

Namun demikian, hal tersebut bukan berarti arsitek lokal tidak memiliki profesionalisme. Hanya saja, memang ada banyak toleransi yang dilakukan untuk menyesuaikan dengan kebutuhan, “Bukannya tidak profesional, tapi caranya berbeda antara kita [arsitek lokal] dengan mereka [arsitek luar negeri],”

18 Maret setiap tahunnya diperingati sebagai Hari Arsitektur Nasional. Peringatan hari ini ditujukan untuk mengenang jasa para arsitek yang telah berperan dan turut serta dalam pembangunan Indonesia.

Arsitektur memiliki peranan penting dalam berbagai bidang. Dari sisi pembangunan, arsitektur berperan besar dalam perencanaan dasar sebuah bangunan hingga wilayah tertentu. Tak hanya itu, dalam hal budaya, arsitektur juga menunjukkan karakter bangsa Indonesia yang memiliki keanekaragaman.

Kendati begitu, industri dan ekosistem arsitektur di Indonesia masih menghadapi sejumlah tantangan. Berbagai pihak, mulai dari pelaku industri, swasta, asosiasi, dan pemerintah harus bersinergi mendorong perkembangan arsitektur Indonesia yang lebih mapan.

Ketua Umum Ikatan Arsitek Indonesia Ahmad Djuhara mengatakan bahwa persaingan pasar pengguna jasa arsitek di Indonesia kian kompetitif di era seperti sekarang ini, tak hanya melibatkan para pelaku lokal tetapi juga dari luar negeri atau arsitek asing.

Djuhara mengungkapkan dalam hal ini, arsitek Indonesia memiliki kelebihan terkait pemahaman budaya lokal. Hal tersebut, lanjutnya, merupakan faktor penting dalam dunia arsitektur secara umum. “[Pemahaman budaya setempat] itu tidak tergantikan dalam arsitektur,” katanya kepada Bisnis.

Adapun, dia menyebut kekurangan arsitek lokal dibandingkan dengan arsitek luar negeri terletak pada cara kerja yang berbeda. Menurutnya, arsitek luar negeri menerapkan pola kerja yang rigid sementara arsitek lokal lebih santai dan kasual.

Namun demikian, hal tersebut bukan berarti arsitek lokal tidak memiliki profesionalisme. Hanya saja, memang ada banyak toleransi yang dilakukan untuk menyesuaikan dengan kebutuhan, “Bukannya tidak profesional, tapi caranya berbeda antara kita [arsitek lokal] dengan mereka [arsitek luar negeri],”

Dalam rangka mendorong ekosistem dan industri arsitektur dalam negeri, pemerintah sejak beberapa tahun yang lalu telah mengeluarkan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2017 tentang Arsitek.

Peraturan tersebut dibuat sebagai bentuk perlindungan hukum bagi arsitek, pengguna jasa, hasil karya arsitektur, dan masyarakat luas. Secara garis besar, Undang-Undang ini membahas mengenai lingkup kerja arsitek, persyaratan, hubungan dengan masyarakat, pembinaan, serta tata cara praktik bagi arsitek luar negeri.

Kendati begitu, Djuhara menyampaikan bahwa implementasi aturan ini masih perlu dipertegas lagi agar arsitektur dalam negeri benar-benar mendapatkan dukungan dari berbagai pihak.

Dia juga menuturkan, perlu adanya aturan turunan dari UU 6/2017 tentang Arsitek itu dalam bentuk peraturan pemerintah. Tak hanya itu, pihaknya juga mendorong pemerintah agar membentuk lembaga dewan arsitek Indonesia.

“UU itu pengaplikasiannya belum lengkap. Belum ada turunannya dalam bentuk peraturan pemerintah dan harus ada yang namanya lembaga dewan arsitek Indonesia supaya kita [arsitek] semakin punya kekuatan hukum dan ada yang betul-betul memperjuangkan,” katanya.

Pernyataan Guru Besar Departemen Arsitektur UI

Guru Besar Departemen Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Indonesia, Yandi Andri Yatmo, mengatakan bahwa memang gaya arsitektur tradisional menjadi ciri utama dari para pelaku industri arsitektur dalam negeri.

Menurutnya, hal tersebut justru yang menjadikan arsitek lokal sangat unggul dan dilirik oleh banyak pengguna jasa. Konteks tradisional masih menjadi model yang digunakan banyak pihak karena dinilai unik dan berbeda dengan gaya arsitek lainnya.

Adapun, Yandi menyatakan salah satu tantangan yang perlu diperhatikan oleh para arsitek Indonesia adalah cara kerja yang sudah mengedepankan lingkungan dan model berkelanjutan. Hal ini memang telah menjadi isu yang cukup vital dalam industri arsitektur keseluruhan.

“Arsitek Indonesia harus dapat memposisikan dirinya dalam kancah lokal maupun dunia di tengah era globalisasi ini,” ujarnya

Yandi juga meminta agar pemerintah lebih berperan aktif untuk mendorong sektor arsitektur dalam negeri lebih maju lalu.

Menurutnya, pemerintah harus terlibat dalam peningkatan kualitas arsitek, pengembangan riset yang mengedepankan kekayaan lokal, dan pembentukan platform baru yang mendukung kerja arsitektur Tanah Air.

Pernyataan Deputi Pengembangan Destinasi Wisata

Sementara itu, Deputi Pengembangan Destinasi Wisata dan Infrastruktur Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Hari Santosa Sungkari mengatakan bahwa arsitek memiliki andil besar dalam roda perekonomian dan ciri khas bangsa Indonesia.

Menurutnya, pemerintah siap bekerja sama dengan seluruh arsitek dalam negeri untuk setiap peluang yang ada. Hari mengungkapkan saat ini pemerintah tengah menggalakkan destinasi wisata di berbagai daerah.

Terkait hal tersebut, pihaknya telah mengajak arsitek anak bangsa untuk terlibat dalam penggarapan gedung di tempat tersebut, “Kita ajak arsitek untuk membangun creative hub di destinasi wisata. Itu gedung tempat para pelaku ekonomi kreatif berkumpul. Perlu ada sentuhan arsiteknya,” kata Hari kepada Bisnis.

Selain itu, dia juga menyebut bahwa fasilitas publik seperti terminal, pelabuhan, dan bandara saat ini diminta untuk menonjolkan kearifan lokal. Tugas ini, lanjutnya, akan menjadi peluang dan tantangan para arsitek dalam negeri.

Namun demikian, Hari mengingatkan agar arsitek lokal tak hanya mampu menghasilkan karya perencanaan yang bagus, tetapi juga mengerti tentang industri yang dikerjakannya. Misalnya, arsitek yang bertugas mendesain bandara harus memahami seluk beluk dunia penerbangan sehingga hasilnya bisa maksimal, indah dan fungsional.

“Jadi, arsitek dalam negeri harus mengedepankan kearifan lokal, harus paham industri di mana dia mendesain bangunan itu, dan yang tidak kalah penting harus mengetahui cara menjual atau mempromosikan karya-karyanya,” kata Hari.

Itulah kabar terbaru seputar Arsitektur yang bertepatan dengan Hari Arsitektur Indonesia yaitu, Menjaga Daya Saing Arsitek Anak Bangsa", semoga bermanfaat.
Sumber : ifestyle.bisnis

Baca Juga